Kamis, 21 Juli 2011

BURGERKILL & myself, scumbag: beyond life and death







 anggota :
vicky
edenz
agung
andris
ramdan




 dan mantan anggota :  
ivan scumbag
kimung
dadan
ugum




Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, scenester dari jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up pertamanya.
Mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground phenomenon richard mutter yang merilis kompilasi cd band-band Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti full of hate, pupen, dan cherry bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul Masaindahbangetsekalipisan tersebut.

Pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi Breathless dengan menyertakan lagu Offered Sucks didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul Independent Rebel.


Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, anak liar records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band infireal(Malaysia) dan watch it fall (prancis).
Di tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title Dua Sisi oleh riotic record. Di tahun yang sama, band ini juga merilis single Everlasting Hope Never Ending Pain lewat kompilasi Ticket To Ride.
Mereka menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik di tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal amerika: puma yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal australia: INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.
Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar di negeri ini, sony music entertaiment indonesia. Dan setelah itu akhir tahun 2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title Berkarat.
November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. mereka sepakat untuk tetap merilis album ke-3 Beyond Coma And Despair di bawah label mereka sendiri revolt! records di pertengahan Agustus 2006. Album ini pun menjadi salah satu album terbaik di rolling stune indonesia.[1]



saat ivan scumbag menghembuskan nafas terakhirnya ..
menurut saya sebagian besar dari kamu tentunya sudah membeli buku ini, walaupun mungkin sebagian besar belum dibaca. Bagi kamu yang belum punya, buku ini adalah buku wajib yang mencatat sebuah fragmen sejarah perkembangan musik underground di Ujungberung, Bandung. Buku ini bahkan adalah salah satu buku-buku pertama yang berhasil mendokumentasikan sebuah kebudayaan subkultur modern lokal, more to come, I hope.

Sosok yang mengikat dan menjiwai dalam buku ini adalah Ivan Firmansyah, atau lebih dikenal dengan Ivan Scumbag, vokalis dari band hardcore-metal yang legedaris di scene underground lokal, Burgerkill. Seperti yang diakui oleh penulisnya, Kimung, seorang teman dekat dan sesama pendiri Burgerkill, membuat biografi ini berarti juga menuliskan sejarah perkembangan musik underground lokal di Ujungberung dan Bandung serta sejarah Burgerkill, dimana Ivan berkarir sampai pada akhir hayatnya.
Segudang cerita dari sosok tersebut, dari kehidupan pribadinya, kehidupan cintanya, perjuangannya, dan kecintaannya terhadap musik sebagai hidupnya termuat secara mendetail dan lengkap di dalam buku ini. Sangat padat malahan, sehingga seringkali terasa melelahkan, padahal mungkin cerita-cerita tersebut dapat distrukturkan ke dalam bagian-bagian yang lebih singkat.
Overall, buku ini menyadarkan betapa dekat dan besarnya pengaruh Ivan di kalangan pelaku scene underground Bandung khususnya, dan semoga buku ini dapat memacu hasil-hasil yang produktif di masa depan.


Jakarta - Venomous, album studio terbaru dari band metalcore asal Bandung, Burgerkill dikabarkan akan beredar secara nasional di Australia sekitar bulan Juli mendatang.
“Kami baru mendapat kabar dari label rekaman kami di sana (Xenophobic Records) bahwa pihak Firestarter Music tertarik untuk mendistribusikan album baru kami secara nasional di sana,” jelas Eben, gitaris sekaligus pendiri Burgerkill kepada Rolling Stone via telepon
Rilis nasional di Australia ini berarti nantinya CD album terbaru Burgerkill tersebut akan dijual di berbagai toko CD yang ada di seluruh benua kangguru tersebut.
Firstarter Music, menurut Eben, merupakan salah satu distributor rekaman yang bergengsi dan berbasis di Perth, Australia. Xenophobic Records sebelumnya mencoba menawarkan beberapa album metal dari katalog mereka kepada Firestarter dan hanya tertarik untuk mendistribusikan album baru Burgerkill tersebut.
Venomous yang berisi 10 lagu baru Burgerkill tersebut merupakan album studio pertama mereka bersama vokalis baru, Vicky, sepeninggal wafatnya vokalis asli mereka, Ivan Scumbag di tahun 2006.
Album studio keempat Burgerkill ini menurut rencana akan rilis terlebih dulu di seluruh Indonesia pada bulan Mei mendatang via label Revolt Records dengan distribusi demajors.
“Album ini seperti new era for BK, kami seperti reborn. Memang setelah Vicky bergabung, kami ingin bikin band yang ‘baru.’ Apalagi selama ini Vicky masih cover lagunya Ivan setiap manggung. Terus terang musiknya sekarang kami sesuaikan dengan karakter vokal dia, jadi ada penyesuaian. Malah, menurut anak-anak, teknik vokal Vicky ini lebih beragam dibanding Ivan dulu,” jelas Eben lagi.
Beberapa nomor dari Venomous seperti "Age of Versus," "Under The Scars," "House of Greed," dan "Only The Strong" sempat dikirimkan oleh Eben ke Rolling Stone.
Rencananya yang akan menjadi single pertama nantinya adalah nomor "Under The Scars" yang berdurasi sepanjang 5:09 menit.
Album studio keempat ini memang sudah sejak lama ditunggu-tunggu oleh penggemar Burgerkill karena terakhir kali band yang sempat tampil di Festival Big Day Out, Australia ini merilis album Beyond Coma and Despair di tahun 2006 silam.
Album terakhir tersebut oleh majalah Rolling Stone Indonesia kemudian terpilih sebagai salah satu dari "150 Album Terbaik di Indonesia Sepanjang Masa."

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites